Alhamdulillah pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012, siswa/siswi SD Al Muslim Level 1 telah melaksanakan kunjungan ke kota Keramik, Namanya kota Plered yang terletak di
Kabupaten Purwakarta,sekitar 20 km lagi dari tol Purwakarta (keluar dari
tol Cileunyi). Disana kita bisa melihat langsung cara pembuatan keramik
atau malah mempelajari langsung.
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat sudah cukup lama
dikenal masyarakat di wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta sebagai
sentra produksi keramik dan gerabah. Bahkan, produk keramik dan gerabah
dari Plered, Purwakarta sudah sejak lama dikenal kalangan pembeli dari
luar negeri. Produk keramik dan gerabah Plered pun sudah mampu menembus
pasar ekspor di sejumlah negara.
Pada awalnya, masyarakat sekitar membuat keramik dari tanah liat merah
hanya untuk memenuhi perkakas rumah tangga masing-masing. Tapi, dalam
perkembangannya, kerajinan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan
tersendiri bagi masyarakat sekitar.Keahlian membuat keramik diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya tanpa melalui jenjang pendidikan formal
Senang sekali kami dapat langsung mempraktikkan cara membuat keramik tersebut hingga menghasilkan hasil karya seni yang Subhanallah sungguh bagus sekali. Teman-teman mau tahu cara membuatnya, yuuk kita belajar membuat keramik....
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik
yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang
plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun
penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu,
logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian
proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis.
Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan
proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan
produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal
proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.Tahap-tahap membuat keramikAda beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan Bahan
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk
mengolah bahan baku
dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang
telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan
(mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan
dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan
untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir
biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100
mesh.
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Membentuk adalah kegiatan seni rupa yang bertujuanMenghasilkan benda-benda seni atau kerajinan yang berwujud tiga dimensi. Membuat benda-benda seni dan kerajinan bisa menggunakan beberapa cara, antara lain memahat ( carving) dan membentuk ( membutsir/ modeling ).
Bila bahan yang dipakai adalah bahan yang keras seperti batu, kayu, gips dan sejenisnya, kita menggunakan teknik memahat, dan alat yang dipakai adalah pahat, pisau, kikir dan palu.
Bila bahan yang dipakai untuk membuat karya seni rupa bersifat plastis ( lembek dan mudah dibentuk ), maka kita menggunakan teknik membentuk, dan alat yang dipakai dalam tekinik ini adalah sudip ( butsir ), pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya. Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan sejenisnya.
Selain bahan baku dan peralatannya, cara kerja membentuk dan memahat juga berbeda.
Dalam kegiatan memahat, bahan yang digunakan dikurangi sedikit demi sedikit secara bertahap sehingga nantinya akan memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan membentuk adalah menambahkan sedikit demi sedikit sampai terwujud sesuai dengan yang diinginkan
Dalam kegiatan membentuk terdapat bermacam teknik antara lain :
2. Teknik Pilin (Coiling)Dalam teknik pilin sebelum membentuk terlebih dahulu dipilin atau dibentuk menyerupai cacing, selanjutnya pilinan tersebut disusun melingkar sempai tercapai bentuk yang diinginkan.
3. Teknik Slep
Dalam teknik slep, bahan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama. Selanjutnya lempengan tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
4.Teknik Putar
Teknik sering dilakukan pengerajin karena lebih cepat dan lebih sempurna terutama untuk membuat bentuk-bentuk bulat. Untuk mempercepat pekerjaan digunakan alat putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik.
Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
5.Teknik Cetak
Teknik ini biasa digunakan oleh pabrik keramik, pabrik genting dan pabrik beton yang dalam produksinya dilakukan secara missal. Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
Fungsi Membentuk
Ada bermacam-macam benda yang dapat dibuat dan dikembangkan menjadi karya seni rupa nusantara. Benda-benda yang dihasilkan dapat berupa benda fungsional dan benda estetis
1. Membentuk benda Fungsional
Benda fungsional adalah benda-benda yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat praktis, misalnya parabot rumah tangga, gerabah, dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam benbentuk benda-benda fungsional antara lain :
Fungsi
Adalah penggunaan dan fungsi benda tersebut akan dibuat.
Bahan
Setelah dirumuskan fungsi dan kegunaan benda tersebut dibuat, kemudian memilih benda yang akan dipakai. Bahan dapat diperoleh dengan cara membeli atau memanfaatkan benda-benda bekas.
Bentuk
Langkah berikutnya adalah merancang bentuk benda yang akan kita buat, apakah bentuknya geometris, silindris atau bentuk lain.
Keamanan
Benda yang harus dibuat harus benar-benar aman dipakai oleh pemakai.
Kenyamanan
Benda yang dibuat harus nyaman dipakai oleh pemakai, misalnya sendok yang akan kita buat harus sesuai dengan ukuran mulut manusia pada umumnya dan bila kita pegang tidak membuat lelah karena ringan.
Keindahan
Dalam merancang benda pakai tidak semata-mata mempertahankan nilai fungsionalnya saja, tetapi aspek keindahan juga harus mendapat perhatian. Bentuk yang indah dapat menarik perhatian banyak orang sehingga orang tersebut senang dan mempunyai rasa ingin memiliki.
Proses pembuatan benda estetis lebih menekankan pada unsure keindahan, misalnya keramik, guci, hiasan, dan lain-lain.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Membentuk adalah kegiatan seni rupa yang bertujuanMenghasilkan benda-benda seni atau kerajinan yang berwujud tiga dimensi. Membuat benda-benda seni dan kerajinan bisa menggunakan beberapa cara, antara lain memahat ( carving) dan membentuk ( membutsir/ modeling ).
Bila bahan yang dipakai adalah bahan yang keras seperti batu, kayu, gips dan sejenisnya, kita menggunakan teknik memahat, dan alat yang dipakai adalah pahat, pisau, kikir dan palu.
Bila bahan yang dipakai untuk membuat karya seni rupa bersifat plastis ( lembek dan mudah dibentuk ), maka kita menggunakan teknik membentuk, dan alat yang dipakai dalam tekinik ini adalah sudip ( butsir ), pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya. Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan sejenisnya.
Selain bahan baku dan peralatannya, cara kerja membentuk dan memahat juga berbeda.
Dalam kegiatan memahat, bahan yang digunakan dikurangi sedikit demi sedikit secara bertahap sehingga nantinya akan memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan membentuk adalah menambahkan sedikit demi sedikit sampai terwujud sesuai dengan yang diinginkan
Bahan dan Alat
Pengetahuan
akan bahan dalam membentuk amat penting, karena setiap bahan memiliki
sifat tertentu yang mempengaruhi hasil akhir karya yang dibuat.
Pengetahuan ini meliputi apa dan bagaimana bahan dan alat tersebut.
TeknikPembuatan
Ada
tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan
langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak
(casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan
teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal
selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik
lempeng (slabbing).Dalam kegiatan membentuk terdapat bermacam teknik antara lain :
1. Teknik Pijat (piching)
Teknik
pijat adalah teknik membentuk dengan menggunakan tangan secara langsung
dengan cara dipijat-pijat/ ditekan-tekan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. 2. Teknik Pilin (Coiling)Dalam teknik pilin sebelum membentuk terlebih dahulu dipilin atau dibentuk menyerupai cacing, selanjutnya pilinan tersebut disusun melingkar sempai tercapai bentuk yang diinginkan.
3. Teknik Slep
Dalam teknik slep, bahan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama. Selanjutnya lempengan tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
4.Teknik Putar
Teknik sering dilakukan pengerajin karena lebih cepat dan lebih sempurna terutama untuk membuat bentuk-bentuk bulat. Untuk mempercepat pekerjaan digunakan alat putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik.
Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
5.Teknik Cetak
Teknik ini biasa digunakan oleh pabrik keramik, pabrik genting dan pabrik beton yang dalam produksinya dilakukan secara missal. Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
Fungsi Membentuk
Ada bermacam-macam benda yang dapat dibuat dan dikembangkan menjadi karya seni rupa nusantara. Benda-benda yang dihasilkan dapat berupa benda fungsional dan benda estetis
1. Membentuk benda Fungsional
Benda fungsional adalah benda-benda yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat praktis, misalnya parabot rumah tangga, gerabah, dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam benbentuk benda-benda fungsional antara lain :
Fungsi
Adalah penggunaan dan fungsi benda tersebut akan dibuat.
Bahan
Setelah dirumuskan fungsi dan kegunaan benda tersebut dibuat, kemudian memilih benda yang akan dipakai. Bahan dapat diperoleh dengan cara membeli atau memanfaatkan benda-benda bekas.
Bentuk
Langkah berikutnya adalah merancang bentuk benda yang akan kita buat, apakah bentuknya geometris, silindris atau bentuk lain.
Keamanan
Benda yang harus dibuat harus benar-benar aman dipakai oleh pemakai.
Kenyamanan
Benda yang dibuat harus nyaman dipakai oleh pemakai, misalnya sendok yang akan kita buat harus sesuai dengan ukuran mulut manusia pada umumnya dan bila kita pegang tidak membuat lelah karena ringan.
Keindahan
Dalam merancang benda pakai tidak semata-mata mempertahankan nilai fungsionalnya saja, tetapi aspek keindahan juga harus mendapat perhatian. Bentuk yang indah dapat menarik perhatian banyak orang sehingga orang tersebut senang dan mempunyai rasa ingin memiliki.
2. Membentuk Benda Estetis
Adalah
membuat atau menciptakan sebuah benda yang semata-mata hanya
mempertimbangkan nilai-nilai keindahan saja karena benda yang dipakai
tidak digunakan untuk kebutuhan praktis sehari-hari.Proses pembuatan benda estetis lebih menekankan pada unsure keindahan, misalnya keramik, guci, hiasan, dan lain-lain.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Siswa Kelas 1 Abu Bakar |
Siswa Kelas1 Ali Bin Abu Tholib |
Siswa Kelas 1 Umar |
Siswa kelas 1 Usman Bin Affan |
Rekan guru level 1 yang selalu memberikan yang terbaik untuk siswa/siswi SD Al Muslim Tambun |
0 komentar:
Posting Komentar