Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat sudah cukup lama
dikenal masyarakat di wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta sebagai
sentra produksi keramik dan gerabah. Bahkan, produk keramik dan gerabah
dari Plered, Purwakarta sudah sejak lama dikenal kalangan pembeli dari
luar negeri. Produk keramik dan gerabah Plered pun sudah mampu menembus
pasar ekspor di sejumlah negara.
Pada awalnya, masyarakat sekitar membuat keramik dari tanah liat merah
hanya untuk memenuhi perkakas rumah tangga masing-masing. Tapi, dalam
perkembangannya, kerajinan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan
tersendiri bagi masyarakat sekitar.Keahlian membuat keramik diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya tanpa melalui jenjang pendidikan formal
Senang sekali kami dapat langsung mempraktikkan cara membuat keramik tersebut hingga menghasilkan hasil karya seni yang Subhanallah sungguh bagus sekali. Teman-teman mau tahu cara membuatnya, yuuk kita belajar membuat keramik....
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik
yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang
plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun
penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu,
logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian
proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis.
Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan
proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan
produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal
proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.Tahap-tahap membuat keramikAda beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan Bahan
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan
pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur
dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air
yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini
dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan
dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian
dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan
gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik
yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar
didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Membentuk adalah kegiatan seni rupa yang bertujuanMenghasilkan benda-benda seni atau kerajinan yang berwujud tiga dimensi. Membuat
benda-benda seni dan kerajinan bisa menggunakan beberapa cara, antara
lain memahat ( carving) dan membentuk ( membutsir/ modeling ).
Bila
bahan yang dipakai adalah bahan yang keras seperti batu, kayu, gips dan
sejenisnya, kita menggunakan teknik memahat, dan alat yang dipakai
adalah pahat, pisau, kikir dan palu.
Bila bahan yang dipakai untuk
membuat karya seni rupa bersifat plastis ( lembek dan mudah dibentuk ),
maka kita menggunakan teknik membentuk, dan alat yang dipakai dalam
tekinik ini adalah sudip ( butsir ), pisau, tali pemotong, rol penggilas
serta pahat pendukung lainnya. Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam
teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan
sejenisnya.
Selain
bahan baku dan peralatannya, cara kerja membentuk dan memahat juga
berbeda.
Dalam kegiatan memahat, bahan yang digunakan dikurangi sedikit
demi sedikit secara bertahap sehingga nantinya akan memperoleh hasil
sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan membentuk adalah menambahkan sedikit demi sedikit sampai terwujud sesuai dengan yang diinginkan
Bahan dan Alat
Pengetahuan
akan bahan dalam membentuk amat penting, karena setiap bahan memiliki
sifat tertentu yang mempengaruhi hasil akhir karya yang dibuat.
Pengetahuan ini meliputi apa dan bagaimana bahan dan alat tersebut.
TeknikPembuatan
Ada
tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan
langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak
(casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan
teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal
selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik
lempeng (slabbing).
Dalam kegiatan membentuk terdapat bermacam teknik antara lain :
1. Teknik Pijat (piching)
Teknik
pijat adalah teknik membentuk dengan menggunakan tangan secara langsung
dengan cara dipijat-pijat/ ditekan-tekan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.
2. Teknik Pilin (Coiling)Dalam
teknik pilin sebelum membentuk terlebih dahulu dipilin atau dibentuk
menyerupai cacing, selanjutnya pilinan tersebut disusun melingkar sempai
tercapai bentuk yang diinginkan.
3. Teknik Slep
Dalam
teknik slep, bahan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan dengan
ketebalan yang sama. Selanjutnya lempengan tersebut dibentuk sesuai
dengan kebutuhan.
4.Teknik Putar
Teknik
sering dilakukan pengerajin karena lebih cepat dan lebih sempurna
terutama untuk membuat bentuk-bentuk bulat. Untuk mempercepat pekerjaan
digunakan alat putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan
yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik.
Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam
icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain,
teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang
tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya.
Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar
terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik
dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda
yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang
berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan
lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar).
Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal
yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap
pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning
(pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian
benda), refining the contour (merapikan).
5.Teknik Cetak
Teknik
ini biasa digunakan oleh pabrik keramik, pabrik genting dan pabrik
beton yang dalam produksinya dilakukan secara missal. Dalam keteknikan
ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi
menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak
dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada
teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat
plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa
badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah
benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis.
Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
Fungsi Membentuk
Ada
bermacam-macam benda yang dapat dibuat dan dikembangkan menjadi karya
seni rupa nusantara. Benda-benda yang dihasilkan dapat berupa benda
fungsional dan benda estetis
1. Membentuk benda Fungsional
Benda
fungsional adalah benda-benda yang dapat dipakai dalam kehidupan
sehari-hari dan bersifat praktis, misalnya parabot rumah tangga,
gerabah, dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam benbentuk benda-benda fungsional antara lain :
Fungsi
Adalah penggunaan dan fungsi benda tersebut akan dibuat.
Bahan
Setelah
dirumuskan fungsi dan kegunaan benda tersebut dibuat, kemudian memilih
benda yang akan dipakai. Bahan dapat diperoleh dengan cara membeli atau
memanfaatkan benda-benda bekas.
Bentuk
Langkah berikutnya adalah merancang bentuk benda yang akan kita buat, apakah bentuknya geometris, silindris atau bentuk lain.
Keamanan
Benda yang harus dibuat harus benar-benar aman dipakai oleh pemakai.
Kenyamanan
Benda
yang dibuat harus nyaman dipakai oleh pemakai, misalnya sendok yang
akan kita buat harus sesuai dengan ukuran mulut manusia pada umumnya dan
bila kita pegang tidak membuat lelah karena ringan.
Keindahan
Dalam
merancang benda pakai tidak semata-mata mempertahankan nilai
fungsionalnya saja, tetapi aspek keindahan juga harus mendapat
perhatian. Bentuk yang indah dapat menarik perhatian banyak orang
sehingga orang tersebut senang dan mempunyai rasa ingin memiliki.
2. Membentuk Benda Estetis
Adalah
membuat atau menciptakan sebuah benda yang semata-mata hanya
mempertimbangkan nilai-nilai keindahan saja karena benda yang dipakai
tidak digunakan untuk kebutuhan praktis sehari-hari.
Proses pembuatan benda estetis lebih menekankan pada unsure keindahan, misalnya keramik, guci, hiasan, dan lain-lain.
3. Pengeringan
Setelah
benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air
plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis
dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya
partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air
dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada
permukaan partikel hilang.
Untuk menghindari
pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik
diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat
dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa
yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa
parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang,
atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982).
Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi
penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight
loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace
dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran
biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran
ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar
pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat
suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan
diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.
Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang,
disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam
pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena
itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan
untuk menghasilkan produk yang memuaskan.