Alhamdulillah.........pada hari Senin/ 21 Nopember 2011, SD Al Muslim Tambun kedatangan tenaga medis dari Puskesmas Tambun. Mereka berjumlah empat orang hendak mengadakan imunisasi untuk siswa/siswi Level 1 dan 2. Kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Subhanallah.... hebat-hebat anak-anak Level 1 dan 2, mereka tidak takut dengan jarum suntuk...mereka berani-berani , dan tidak ada yang menangis saat diimunisasi.
Sebebarnya apa sih imunisasi itu ?
Sampai saat ini, beberapa pendapat keliru di masyarakat tentang imunisasi masih sering terjadi. Sebagian orang merasa bahwa imunisasi tak diperlukan lagi lantaran pada dasarnya manusia sudah dikaruniakan kekebalan oleh Allah SWT. Namun sebagai manusia kita harus berikhtiar melalui program imunisasi. Oleh karena itu ada 8 fakta seputar imunisasi yang perlu diketahui. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi salah kaprah di masyarakat mengenai imunisasi.
1. Imunisasi merangsang kekebalan spesifik bayi dan anak
Pemberian vaksin akan merangsang peningkatan kekebalan spesifik pada bayi dan anak untuk membunuh kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Jadi vaksin tidak melemahkan kekebalan tubuh, tetapi justru merangsang peningkatan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap kuman atau racun.
2. Imunisasi mencegah penyakit berbahaya
Kalau anak tidak di imunisasi, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit. Bila kuman berbahaya yang masuk bersifat ganas dan banyak, maka tubuh tidak akan mampu melawan, sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal. Sampai saat ini, imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin meliputi, Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksin jemaah haji (Maningitis).
3. Imunisasi lebih praktis dan efektif cegah penyakit
Imunisasi lebih praktis, karena sangat cepat meningkatkan kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak. Setelah diimunisasi dalam waktu 2-4 minggu, maka akan mulai terbentuk kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak untuk melawan kuman. Sementara itu, pemberian ASI, hidup sehat, dan kebersihan lingkungan memang dapat menurunkan risiko serangan penyakit, tetapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memperbaikinya. Sehingga lebih sulit dan lebih lama hasilnya dibandingkan imunisasi.
4. Negara maju tetap butuh imunisasi
Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah penyebaran ke anak sekitarnya. Sampai saat ini menurut data WHO, sekitar 194 negara maju maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan balitanya. “Jadi, tidak benar kalau ada informasi yang mengatakan negara kaya tidak membutuhkan imunisasi. Mereka tetap melakukan vaksinasi, bahkan vaksin yang diberikan jauh lebih banyak,” kata Soedjatmiko.
5. Tidak ada negara yang melarang program imunisasi
Sampai saat ini, tidak ada satupun negara yang melarang program vaksin. Semua ahli-ahli di dunia dan pemerintah yakin dan sepakat bahwa program vaksin pentng dan bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit berbahaya.
6. Vaksin imunisasi di Indonesia adalah produk lokal
Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT. Biofarma Bandung dan sudah dinyatakan aman oleh badan internasional WHO. Bahkan vaksin buatan Biofarma saat ini sudah digunakan oleh Unicef untuk lebih dari 120 negara didunia. “Masa, negara lain percaya sama produk kita, tapi kita sendiri nggak,” katanya.
7. Pasca imunisasi muncul ‘kejadian ikutan pasca imunisasi’
Setelah imunisasi kadang muncul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan dan gampang rewel. Menurut Soedjamiko, kejadian seperti itu adalah reaksi yang umum terjadi pasca imunisasi. Biasanya dalam hitungan 3-4 hari, gejala tersebut akan berangsur-angasur hilang dengan sendirinya.
8. Setelah diimunisasi masih bisa terkena penyakit, tapi ringan
Soedjatmiko mengatakan, perlindungan imunisasi memang tidak ada yang 100 persen. Artinya, setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit, tapi kemungkinannya sangat kecil yakni sekitar 5-15 persen.
0 komentar:
Posting Komentar